Penjualan ORI028 Mencapai Rp 216 Triliun? Antusiasme Investor Melebar di Pekan Awal

infoemas.id – Di pekan pertama masa penawaran, ORI028 mencatat angka penjualan yang mencengangkan, yakni Rp 216 triliun. Data ini menunjukkan respons sangat kuat dari para investor ritel terhadap Obligasi Negara Ritel seri ini. Instrumen ini dibuka untuk publik mulai 29 September 2025 pukul 09.00 WIB dan akan ditutup pada 23 Oktober 2025.

Berdasarkan informasi resmi dari Kementerian Keuangan, kupon ORI028 terdiri dari dua tenor: 3 tahun (ORI028-T3) dengan kupon tetap dan 6 tahun (ORI028-T6) dengan kupon lebih tinggi. Jumlah kuota nasional ditetapkan sebesar Rp 15 triliun, terbagi menjadi Rp 10 triliun untuk T3 dan Rp 5 triliun untuk T6.

Mitranya terdiri dari 28 agen distribusi, antara lain 18 bank, 6 perusahaan efek, dan 4 perusahaan fintech. Sistem ini memudahkan investor di berbagai saluran untuk membeli ORI028.

Keunggulan dan Daya Tarik ORI028

Salah satu aspek yang menarik adalah imbal hasil kupon tetap yang kompetitif dibandingkan suku bunga acuan dan instrumen deposito. Dengan UB perubahan tren suku bunga, ORI028 dianggap sebagai alternatif menarik.

Keamanan juga menjadi poin penting: pembayaran pokok dan kupon dijamin penuh oleh negara. Kebijakan ini menambah kepercayaan investor terhadap instrumen.

Selain itu, proses pemesanan dibuat sangat mudah. Investor bisa memulai dengan nilai Rp 1 juta dan kelipatannya. Batas maksimal pemesanan adalah Rp 5 miliar untuk tenor tiga tahun, dan Rp 10 miliar untuk tenor enam tahun.

Keputusan penetapan hasil penjualan baru akan dilakukan pada 27 Oktober 2025, sementara penerbitan surat akan resmi dilakukan pada 29 Oktober 2025.

Analisis Permintaan Berdasarkan Tenor

Data awal menunjukkan bahwa tenor 3 tahun (T3) menjadi favorit investor. Segmen ini menyerap sebagian besar dana dibanding tenor 6 tahun (T6). Karena tenor pendek relatif lebih likuid dan risiko waktu lebih pendek, investor ritel banyak memilih ORI028-T3.

Meski data lengkap belum terbuka ke publik secara luas, sejumlah pihak menyebut bahwa ORI028-T6 masih punya ruang untuk tumbuh. Tetapi dominasi T3 dalam penjualan awal menunjukkan preferensi konservatif terhadap arus pendapatan lebih cepat.

Tantangan dan Prospek ke Depan

Meski penjualan awal sangat tinggi, realitas di lapangan bisa berbeda. Salah satu kendala potensial adalah terlalu besarnya lonjakan permintaan dibanding kapasitas distribusi. Jika sistem back-office dan alokasi belum optimal, proses penyaluran bisa tersendat.

Selain itu, persepsi imbal hasil dan perbandingan instrumen alternatif menjadi faktor kunci. Jika investor menilai bahwa kupon yang ditawarkan kurang kompetitif dibanding instrumen lain, daya tarik bisa menurun.

Namun proyeksi banyak pihak optimis. Pemantauan trennya menunjukkan kemungkinan penjualan ORI028 akan mendekati 80–90% dari target Rp 15 triliun. Bila hal ini terwujud, angka penjualan total bisa mendekati Rp 12–13,5 triliun.

Ke depan, efektivitas distribusi lewat mitra agen, kesiapan sistem administrasi, serta kejelasan data real-time akan menjadi faktor penentu sukses atau kurangnya penyerapan lebih lanjut.

Penjualan ORI028 minggu pertama, yang melesat hingga angka fantastis, menjadi sinyal bahwa instrumen investasi riil dari pemerintah masih sangat diminati oleh investor ritel. Seiring waktu berjalan, hasil akhir akan mengevaluasi apakah tren awal ini bisa dipertahankan hingga penutupan penawaran.