Emas Antam Cetak Rekor Baru, Harga Tembus Rp2.237.000 per Gram di Awal Oktober 2025

infoemas.id – Pada 1 Oktober 2025, harga emas batangan Antam kembali menanjak dan mencatat rekor tertinggi baru di level Rp2.237.000 per gram. Angka ini naik Rp3.000 dibandingkan posisi sehari sebelumnya. Lonjakan ini memperkuat tren penguatan harga logam mulia yang sudah berlangsung sejak pertengahan September 2025.

Kenaikan juga terjadi pada seluruh pecahan lainnya. Untuk ukuran 0,5 gram dibanderol Rp1.168.500, pecahan 2 gram mencapai Rp4.414.000, ukuran 5 gram senilai Rp10.960.000, dan pecahan 10 gram dipatok Rp21.865.000. Semua varian mengalami penyesuaian harga yang konsisten seiring penguatan harga emas dunia dan nilai tukar rupiah yang melemah terhadap dolar AS.

Menurut pengamatan pelaku pasar, pergerakan harga ini menunjukkan bahwa minat terhadap aset safe haven kembali menguat. Banyak investor global mengalihkan portofolio mereka ke emas karena gejolak ekonomi dan ketidakpastian geopolitik yang meningkat di beberapa kawasan.

Harga Buyback dan Ketentuan Pajak

Sejalan dengan kenaikan harga jual, harga buyback atau harga beli kembali emas Antam juga meningkat ke level Rp2.084.000 per gram. Perbedaan antara harga jual dan buyback mencapai sekitar Rp153.000 per gram. Selisih ini menjadi pertimbangan penting bagi investor yang berencana menjual kembali emas dalam waktu dekat.

Transaksi buyback dengan nilai lebih dari Rp10 juta dikenai Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 22 sebesar 1,5 persen untuk pemilik NPWP. Sementara itu, bagi penjual tanpa NPWP, tarif pajak yang berlaku sebesar 3 persen. Pemotongan pajak dilakukan langsung dari jumlah buyback yang diterima oleh nasabah.

Kebijakan pajak ini diterapkan untuk menjaga transparansi dan stabilitas transaksi logam mulia di pasar domestik. Meski margin pajak dinilai relatif kecil, investor tetap disarankan untuk memperhitungkan nilai potongan sebelum melakukan penjualan agar estimasi keuntungan lebih akurat.

Faktor Pendorong Lonjakan Harga

Beberapa faktor utama mendorong kenaikan harga emas Antam di awal Oktober 2025. Pertama, permintaan global terhadap logam mulia meningkat seiring melemahnya dolar AS dan kekhawatiran akan perlambatan ekonomi global. Kedua, nilai tukar rupiah yang melemah turut membuat harga emas domestik naik karena penyesuaian terhadap kurs dolar.

Selain itu, meningkatnya ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh bank sentral dunia juga menjadi katalis. Investor memandang emas sebagai aset yang stabil saat tingkat bunga menurun. Di sisi lain, kebijakan fiskal pemerintah yang ketat dan tekanan inflasi di beberapa negara membuat pasar logam mulia semakin menarik sebagai aset lindung nilai.

Produsen dan penjual emas juga melakukan penyesuaian harga dengan mempertimbangkan biaya produksi, margin distribusi, serta volatilitas pasar internasional. Kombinasi faktor eksternal dan internal inilah yang membuat harga emas batangan terus menanjak hingga menembus rekor baru.

Implikasi bagi Investor dan Masyarakat

Kenaikan harga emas Antam memberikan sinyal positif bagi investor jangka panjang. Mereka yang sudah berinvestasi sejak harga emas di bawah Rp2 juta per gram kini menikmati keuntungan signifikan. Namun, bagi pembeli baru, tren kenaikan ini menuntut strategi pembelian yang lebih hati-hati.

Masyarakat disarankan untuk memantau pergerakan harga harian dan memperhitungkan potongan pajak saat menjual kembali emas. Pemilihan waktu jual yang tepat dapat meminimalkan selisih harga dan memaksimalkan hasil transaksi.

Dengan kondisi pasar yang fluktuatif, emas tetap menjadi pilihan investasi yang relatif aman. Lonjakan harga di awal Oktober 2025 ini membuktikan bahwa logam mulia masih memiliki daya tarik tinggi sebagai pelindung nilai di tengah ketidakpastian ekonomi global.