Utang KFC Indonesia Bengkak Jadi Rp3,97 Triliun, Manajemen Ungkap Penyebabnya

infoemas.id – Kondisi keuangan PT Fast Food Indonesia Tbk, pemegang merek waralaba KFC di Indonesia, sedang menghadapi tekanan besar. Berdasarkan laporan keuangan kuartal II 2025, total utang perusahaan melonjak menjadi Rp3,97 triliun. Kenaikan ini disebabkan meningkatnya beban keuangan dan biaya operasional yang tidak sebanding dengan pertumbuhan pendapatan.
Direktur Keuangan Fast Food Indonesia, Mulyawan Gani, menjelaskan bahwa lonjakan utang ini terutama berasal dari liabilitas jangka panjang. “Kami mengalami tekanan pada sisi biaya, terutama dari kenaikan harga bahan baku dan beban sewa lokasi,” ujarnya. Ia menambahkan, manajemen berupaya menekan beban operasional melalui efisiensi dan renegosiasi kontrak sewa.

Pendapatan Masih Tertekan

Meski penjualan KFC di beberapa wilayah mulai membaik, secara keseluruhan pertumbuhan pendapatan masih stagnan. Laporan menunjukkan bahwa pendapatan semester pertama 2025 mencapai Rp3,25 triliun, hanya naik tipis dibandingkan periode sebelumnya. Namun, peningkatan beban bunga dan biaya distribusi menekan margin laba bersih.
Kondisi ini diperparah oleh pergeseran tren konsumsi masyarakat yang mulai beralih ke makanan cepat saji lokal dan layanan daring. KFC Indonesia menghadapi kompetisi ketat dari merek-merek baru yang menawarkan harga lebih terjangkau dengan inovasi menu lokal.

Strategi Efisiensi dan Pemulihan

Untuk mengatasi tekanan keuangan, manajemen KFC menerapkan sejumlah strategi efisiensi. Perusahaan menutup gerai-gerai dengan kinerja rendah dan mengalihkan fokus ke digitalisasi layanan. Mulyawan menyebut, program efisiensi ini diharapkan mampu menurunkan beban operasional hingga 10% pada akhir tahun.
Selain itu, KFC juga memperluas kerja sama dengan platform pesan antar daring untuk meningkatkan volume penjualan. Upaya ini dianggap penting untuk menyesuaikan diri dengan perubahan perilaku konsumen pascapandemi. “Kami percaya, dengan penguatan kanal digital dan manajemen biaya yang disiplin, kondisi keuangan akan membaik,” jelasnya.

Prospek dan Tantangan ke Depan

Meski menghadapi tantangan besar, KFC Indonesia masih memiliki potensi pertumbuhan di segmen pasar menengah. Perusahaan menargetkan ekspansi terbatas di wilayah dengan potensi pasar tinggi, terutama di kota tier dua dan tiga. Manajemen juga fokus memperkuat brand engagement melalui kampanye promosi yang lebih adaptif terhadap tren anak muda.
Namun, analis menilai bahwa langkah restrukturisasi utang perlu segera dilakukan agar beban bunga tidak terus menekan arus kas. Dengan kondisi makroekonomi yang masih fluktuatif dan biaya bahan baku global yang tinggi, pemulihan KFC Indonesia akan sangat bergantung pada efektivitas strategi efisiensi dan inovasi yang dijalankan.
Secara keseluruhan, meskipun KFC Indonesia tengah berada dalam situasi keuangan yang menantang, perusahaan masih menunjukkan upaya serius untuk memperbaiki struktur keuangannya. Dengan kombinasi strategi digitalisasi, efisiensi operasional, dan penguatan merek, KFC berharap dapat menekan utang sekaligus mengembalikan pertumbuhan yang berkelanjutan dalam beberapa kuartal mendatang.