infoemas.id – Pemerintah kembali menawarkan Surat Berharga Negara (SBN) Ritel seri SR023 yang mendapat respons cukup positif dari masyarakat. Instrumen ini tersedia dalam dua tenor, yakni 3 tahun dengan kupon tetap 5,8% per tahun dan 5 tahun dengan kupon 5,95% per tahun. Dengan modal Rp 10 juta, investor bisa memperoleh kupon tahunan Rp 580.000 untuk tenor 3 tahun atau Rp 595.000 untuk tenor 5 tahun.
Minat publik terhadap SR023 terbukti tinggi. Serapan tenor 3 tahun sudah mencapai sekitar 90,2% dari kuota Rp 15 triliun, sementara tenor 5 tahun mencatat realisasi 91,3% dari kuota Rp 5 triliun. Angka ini menegaskan investor domestik menilai SBN Ritel aman, terjangkau, serta mampu memberi arus kas stabil.
Emas Catat Lonjakan Harga, Saham Emas Ikut Terdongkrak
Sepanjang tahun 2025, harga emas dunia mencatat kenaikan sekitar 40% hingga pertengahan September. Tren tersebut turut mengangkat harga emas domestik, baik fisik maupun digital. Investor ritel semakin tertarik menjadikan emas sebagai tabungan jangka menengah, terutama ketika kondisi ekonomi global tidak menentu.
Dampak lonjakan harga emas juga terasa di pasar modal. Saham-saham emiten pertambangan emas menunjukkan performa yang lebih positif, seiring meningkatnya kepercayaan investor bahwa tren bullish emas akan bertahan lebih lama. Dengan demikian, selain emas batangan, saham emas juga muncul sebagai alternatif investasi yang memikat, terutama bagi investor yang mengincar pertumbuhan modal lebih agresif.
Risiko dan Kekurangan Setiap Instrumen
Meski sama-sama menarik, ketiga instrumen investasi ini tetap memiliki risiko yang perlu diperhatikan. Pada SBN Ritel SR023, risiko utamanya terletak pada suku bunga acuan yang terus menurun. Kupon 5,8% hingga 5,95% memang stabil, tetapi lebih rendah bila dibandingkan obligasi ritel seri sebelumnya ketika BI rate masih tinggi.
Sementara itu, emas menyimpan risiko volatilitas harga yang tajam. Selisih harga jual-beli emas, biaya simpan, kurs dolar, dan geopolitik menuntut investor lebih waspada. Saham emas dipengaruhi harga global, kinerja perusahaan, biaya tambang, dan regulasi pemerintah sektor pertambangan. Dengan demikian, investor harus cermat menimbang toleransi risiko. Instrumen dengan return lebih tinggi hampir selalu datang bersama risiko yang lebih besar, sementara instrumen berimbal hasil tetap biasanya menawarkan stabilitas namun dengan potensi keuntungan yang terbatas.
Kesimpulan Strategis untuk Modal Rp 10 Juta
Bagi investor yang menempatkan kepastian arus kas sebagai prioritas, SBN Ritel SR023 menjadi pilihan logis. Kupon tetap dan risiko rendah membuat instrumen ini cocok untuk profil konservatif. Sebaliknya, bagi investor yang siap menghadapi fluktuasi dan ingin memaksimalkan pertumbuhan modal, emas dan saham emas menawarkan prospek yang lebih menjanjikan.
Emas fisik maupun digital bisa menjadi instrumen tabungan jangka menengah yang melindungi kekayaan dari inflasi. Saham emas berpotensi memberikan return lebih tinggi, tetapi volatilitasnya perlu diantisipasi dengan strategi diversifikasi portofolio. Dengan modal Rp 10 juta, investor dapat mempertimbangkan kombinasi ketiganya agar memperoleh keseimbangan antara stabilitas, pertumbuhan, dan perlindungan nilai aset.
