infoemas.id – Tambang Grasberg di Papua menghadapi tantangan besar setelah longsor melanda area operasional pada Mei 2024. Bencana tersebut mengganggu aktivitas produksi dan distribusi konsentrat tembaga serta emas. Akibatnya, Freeport Indonesia harus melakukan penyesuaian rencana produksi untuk menjaga stabilitas pasokan ke pasar global.
CEO Freeport McMoRan, Richard Adkerson, menjelaskan bahwa longsor ini berdampak signifikan pada kapasitas produksi. Ia menyebut, pemulihan penuh memerlukan waktu hingga tiga tahun. Meskipun begitu, perusahaan tetap berupaya menjaga operasi tetap berjalan pada tingkat aman.
Strategi Pemulihan Bertahap
Freeport menargetkan pemulihan operasi tambang Grasberg dapat selesai pada 2027. Perusahaan kini menjalankan strategi mitigasi risiko serta perbaikan infrastruktur. Upaya ini meliputi penguatan dinding tambang, pengendalian air, serta pengaturan ulang sistem transportasi material.
Menurut Adkerson, Freeport fokus pada aspek keselamatan pekerja dan keberlanjutan operasi. “Keselamatan karyawan menjadi prioritas utama kami. Kami berusaha memastikan kondisi kerja tetap terjaga meskipun menghadapi tantangan besar,” ujarnya.
Dampak pada Produksi dan Pasar
Gangguan operasi di Grasberg membuat produksi tembaga dan emas berkurang dalam jangka pendek. Hal ini memengaruhi proyeksi produksi global, mengingat Grasberg merupakan salah satu tambang tembaga dan emas terbesar dunia.
Freeport tetap berkomitmen memenuhi kebutuhan pasar, meskipun kapasitas tidak optimal. Perusahaan menyesuaikan jadwal pengiriman dan berkoordinasi dengan pembeli internasional agar pasokan tetap stabil. Selain itu, perusahaan menekankan pentingnya diversifikasi sumber produksi dari tambang lain di Amerika Serikat dan Amerika Selatan.
Harapan Jangka Panjang
Freeport optimistis pemulihan Grasberg pada 2027 akan mengembalikan kapasitas penuh tambang. Perusahaan memperkirakan produksi emas dan tembaga dapat kembali normal sehingga memberi kontribusi signifikan terhadap perekonomian nasional dan pendapatan negara.
Selain itu, Freeport juga menekankan komitmen terhadap pembangunan berkelanjutan. Program pengembangan masyarakat lokal, peningkatan fasilitas pendidikan, serta dukungan kesehatan tetap berjalan seiring upaya pemulihan tambang.
“Pemulihan Grasberg bukan hanya soal produksi, tetapi juga keberlanjutan hubungan kami dengan masyarakat Papua,” tutur Adkerson.
Dengan strategi terukur dan fokus pada keselamatan, Freeport yakin mampu melewati masa sulit ini. Pemulihan penuh diharapkan membawa Grasberg kembali sebagai salah satu tambang andalan dunia pada 2027.
