Harga Emas Dunia Kembali Menguat
Harga emas global berhasil mencetak kenaikan pada Rabu, 16 Juli 2025, setelah sempat melemah selama dua hari berturut-turut. Logam mulia ini tercatat naik sebesar 0,73% dan diperdagangkan di angka US$3.346,32 per troy ons. Kenaikan ini menjadi angin segar bagi pasar yang sebelumnya pesimistis terhadap tren harga emas dalam jangka pendek.
Namun, pada Kamis pagi, 17 Juli 2025, hingga pukul 06.48 WIB, harga emas dunia mengalami sedikit koreksi sebesar 0,01% dan berada di posisi US$3.345,93 per troy ons. Meskipun demikian, pasar tetap optimis karena ada sejumlah faktor kuat yang menopang harga.
Ketidakpastian Politik di AS Dorong Permintaan Emas
Salah satu pemicu utama kenaikan harga emas adalah ketidakjelasan sikap Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, terhadap Ketua The Fed, Jerome Powell. Beredar kabar bahwa Trump mempertimbangkan untuk mencopot Powell dari jabatannya. Meskipun Trump kemudian membantah isu tersebut, ia tidak sepenuhnya menutup kemungkinan langkah itu terjadi.
Isu ini semakin memanas setelah muncul laporan investigasi atas proyek renovasi kantor pusat The Fed yang menelan biaya fantastis hingga US$2,5 miliar. Ketidakpastian ini membuat investor global memilih untuk mengamankan aset mereka dalam bentuk emas.
Menurut Daniel Ghali dari TD Securities, pernyataan yang membingungkan dari Trump memicu volatilitas harga emas. Pasar dengan cepat bereaksi terhadap dinamika politik semacam ini karena emas dianggap sebagai tempat perlindungan nilai paling stabil.
Serangan di Timur Tengah Picu Kecemasan Global
Selain dinamika politik AS, situasi geopolitik di Timur Tengah juga ikut memengaruhi pasar emas. Serangan udara Israel ke Damaskus merusak sejumlah fasilitas vital, termasuk gedung Kementerian Pertahanan dan area sekitar istana presiden Suriah. Kejadian ini memperbesar ketegangan di kawasan dan memicu kekhawatiran global.
Jim Wyckoff, analis dari Kitco Metals, menjelaskan bahwa aksi militer Israel serta kebijakan perdagangan Amerika yang semakin agresif menciptakan ketidakpastian tambahan di pasar. Hal ini mendorong permintaan emas sebagai aset safe haven. Ia memperkirakan emas akan diperdagangkan di kisaran US$3.250 hingga US$3.476 dalam waktu dekat.
Inflasi Produsen AS Mereda, Harapan Pemangkasan Suku Bunga Meningkat
Faktor pendukung ketiga datang dari data ekonomi Amerika Serikat. Angka inflasi produsen (PPI) bulan Juni 2025 tercatat tidak mengalami perubahan dibanding bulan sebelumnya. Ini berbeda dari ekspektasi pasar yang memperkirakan kenaikan 0,2%. Selain itu, data PPI tahunan juga menunjukkan penurunan ke angka 2,3%, terendah sejak September 2024.
Sementara itu, Core PPI yang tidak memperhitungkan harga pangan dan energi, stagnan secara bulanan dan turun dari 3,2% ke 2,6% secara tahunan—lebih rendah dari perkiraan analis.
Kondisi ini memperkuat spekulasi bahwa The Fed akan segera memangkas suku bunga acuannya. Langkah tersebut akan berdampak pada pelemahan dolar AS dan meningkatkan daya tarik emas di pasar global.
Kombinasi Tiga Faktor Dorong Harga Emas Naik
Gabungan antara ketegangan politik di AS, konflik bersenjata di Timur Tengah, dan pelemahan data inflasi produsen menjadi pemicu kuat kebangkitan harga emas. Ketiga faktor ini memberikan momentum bagi investor untuk kembali melirik emas sebagai aset perlindungan jangka panjang.
Dengan situasi global yang tidak menentu dan potensi pelonggaran kebijakan moneter oleh The Fed, harga emas kemungkinan besar akan tetap tinggi dalam waktu dekat. Para pelaku pasar disarankan untuk memantau perkembangan ini guna menentukan strategi investasi terbaik.