infoemas.id – PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) tengah menjalankan restrukturisasi keuangan secara menyeluruh. Langkah ini mencakup dukungan modal kerja baru dari Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara dan penataan sisa utang perusahaan. Fokus utama juga diberikan pada penguatan unit Hot Strip Mill (HSM) dan Cold Rolling Mill (CRM) untuk meningkatkan efisiensi dan daya saing lini bisnis.
Target Pengurangan Utang
Manajemen Krakatau Steel menargetkan pengurangan beban utang menjadi US$1,1 miliar atau sekitar Rp18,34 triliun pada akhir 2025. Langkah ini dilakukan melalui restrukturisasi dan penyesuaian nilai “haircut” dengan beberapa bank kreditur. Strategi ini diharapkan mampu menurunkan beban finansial dan memperbaiki posisi keuangan perusahaan secara keseluruhan.
Kinerja Keuangan Perusahaan
Hingga semester I 2025, Krakatau Steel mencatat pendapatan usaha sebesar US$460,82 juta, naik 3,63 persen dibanding periode sama tahun sebelumnya. Namun, perusahaan masih membukukan rugi bersih US$107,11 juta atau sekitar Rp1,74 triliun. Peningkatan beban pokok pendapatan menyebabkan margin laba bruto menurun, sehingga perusahaan tetap menghadapi tekanan di sisi profitabilitas.
Selain itu, perusahaan menghadapi tantangan dari industri baja global, termasuk ekspor baja dari China yang meningkat. Manajemen menegaskan komitmen untuk memperkuat posisi perusahaan dan meminta dukungan guna menjaga kelangsungan industri baja nasional.
