Harga Emas Turun Setelah Data Tenaga Kerja AS Melemah: Analisis Dampak dan Prospek Investor

infoemas.id –  Pada Jumat, 12 September 2025, harga emas spot turun 0,2% ke level US$3.632,49 per troy ounce. Sebelumnya, harga emas sempat turun 0,6% sebelum rilis data ekonomi AS yang penting bagi pasar. Penurunan harga dipicu melemahnya data tenaga kerja AS dan spekulasi pemangkasan suku bunga The Fed. Investor pun mulai menyesuaikan posisi mereka seiring prospek kebijakan moneter yang berubah.

Dampak Data Tenaga Kerja AS terhadap Harga Emas

Biro Statistik Tenaga Kerja AS melaporkan klaim tunjangan pengangguran mingguan mencapai 263.000, level tertinggi dalam tiga tahun terakhir. Data inflasi konsumen menunjukkan kenaikan tahunan terbesar dalam tujuh bulan terakhir, mencerminkan tekanan harga yang masih kuat. Namun, lonjakan klaim pengangguran menandakan pasar tenaga kerja melemah, sehingga mengubah sentimen investor terhadap logam mulia.

Kombinasi inflasi yang tinggi dan melemahnya pasar tenaga kerja mendorong ekspektasi pasar terhadap kemungkinan pemangkasan suku bunga oleh The Fed. Ekspektasi ini menyebabkan pelaku pasar melakukan aksi ambil untung, sehingga menekan harga emas secara jangka pendek. Investor yang mengikuti tren ini perlu memperhatikan dinamika ekonomi yang terus berubah untuk mengambil keputusan tepat terkait pembelian atau penjualan emas.

Reaksi Pasar terhadap Potensi Pemangkasan Suku Bunga

Meski harga emas menurun, prospek jangka panjang logam mulia tetap positif. Tai Wong, seorang trader logam independen, menyatakan bahwa lonjakan klaim pengangguran mingguan memberi dukungan bagi harga emas. Ia menambahkan bahwa meskipun terjadi tekanan jual jangka pendek, prospek emas dalam beberapa bulan ke depan masih konstruktif, sehingga ruang koreksi signifikan cenderung terbatas.

Selain itu, ANZ mencatat bahwa perlambatan pertumbuhan ekonomi, inflasi tinggi, ketidakpastian geopolitik, serta diversifikasi dari aset AS dan dolar akan terus mendukung permintaan investasi dan pembelian emas oleh bank sentral. Faktor-faktor ini menegaskan bahwa emas tetap menjadi instrumen lindung nilai yang menarik, terutama di tengah ketidakpastian ekonomi global.

Pergerakan Harga Emas Berjangka dan Logam Mulia Lainnya

Harga emas berjangka AS untuk pengiriman Desember 2025 juga turun 0,2%, tercatat pada level US$3.673,60 per troy ounce. Pada Selasa sebelumnya, harga emas sempat menyentuh rekor tertinggi di level US$3.673,95 per troy ounce, menunjukkan volatilitas pasar yang tinggi dalam jangka pendek.

Sementara itu, pergerakan harga logam mulia lainnya menunjukkan tren berbeda. Harga perak spot naik 1% menjadi US$41,57 per troy ounce, sedangkan platinum turun 0,3% menjadi US$1.382,25 per troy ounce. Harga paladium justru menguat 1,5% ke level US$1.191,46 per troy ounce. Tren ini menegaskan bahwa setiap logam mulia memiliki faktor permintaan dan dinamika pasar yang berbeda, sehingga investor perlu strategi spesifik untuk masing-masing aset.

Prospek Emas Tetap Positif di Tengah Volatilitas

Penurunan harga emas pada 12 September 2025 mencerminkan respons pasar terhadap data tenaga kerja AS yang melemah dan ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh The Fed. Meski terjadi koreksi harga jangka pendek, prospek emas tetap positif dalam beberapa bulan mendatang. Investor disarankan memantau perkembangan ekonomi AS, data inflasi, dan kebijakan moneter The Fed secara rutin.

Dengan memahami faktor ekonomi global, investor dapat memanfaatkan momentum harga emas untuk lindung nilai maupun diversifikasi portofolio. Emas tetap menjadi investasi tangguh di tengah volatilitas pasar, sehingga strategi matang dan pemantauan aktif penting untuk hasil optimal.

nita mantan steamer