infoemas.id – Jakarta, 16 September 2025 — Harga emas global terus melambung dan menorehkan rekor baru dalam beberapa pekan terakhir. Sejumlah analis memperkirakan logam mulia ini berpotensi menembus level US$ 4.000 per troy ounce pada tahun 2026, didorong oleh situasi ekonomi dunia yang tidak menentu serta faktor-faktor fundamental yang memperkuat permintaan emas.
Lonjakan Emas Terus Berlanjut di Tengah Ketidakpastian Global
Pergerakan harga emas mengalami kenaikan berturut-turut seiring meningkatnya minat investor terhadap aset aman (safe haven). Ketidakstabilan ekonomi global, inflasi yang masih tinggi, konflik geopolitik, dan ketahanan pasar tenaga kerja di beberapa negara menjadi katalis utama yang mengerek harga.
Alasan di Balik Proyeksi Emas Menembus US$ 4.000
Para analis menilai ada beberapa faktor kunci yang bisa membawa harga emas terus merangkak hingga mencapai US$ 4.000:
-
Kebijakan Moneter Longgar dan Suku Bunga Rendah
Banyak bank sentral memberi sinyal akan menurunkan suku bunga atau mempertahankan suku bunga rendah. Langkah ini menurunkan biaya peluang menyimpan emas, sehingga meningkatkan minat investor. -
Inflasi dan Melemahnya Mata Uang Utama
Harga kebutuhan pokok yang terus naik, ditambah penurunan nilai mata uang utama seperti dolar AS dan euro, membuat emas semakin menarik sebagai pelindung nilai. -
Ketegangan Geopolitik dan Krisis Energi
Konflik regional, hambatan distribusi energi, dan ketidakpastian politik global menambah kekhawatiran pasar, sehingga investor cenderung mencari perlindungan pada emas. -
Lonjakan Permintaan dari Negara dan Lembaga Keuangan
Banyak negara dan bank sentral menambah cadangan emas mereka, sementara permintaan fisik dari Asia dan Timur Tengah juga meningkat tajam.
Faktor yang Dapat Menahan Kenaikan Harga
Meski prospek emas tampak cerah, ada sejumlah risiko yang dapat memperlambat kenaikannya:
-
Penguatan Dolar AS — Jika dolar kembali menguat signifikan, harga emas bisa melemah karena menjadi lebih mahal bagi pemegang mata uang lain.
-
Suku Bunga yang Tetap Tinggi — Jika The Fed atau bank sentral lain menahan suku bunga tinggi, minat terhadap emas bisa menurun.
-
Meredanya Risiko Geopolitik — Jika situasi global membaik dan pasokan komoditas kembali stabil, tekanan permintaan terhadap emas bisa berkurang.
Dampak bagi Investor dan Pelaku Industri Emas
Kenaikan harga emas yang konsisten memberi sejumlah konsekuensi:
-
Investor jangka panjang berpotensi memperoleh keuntungan besar jika membeli sejak sekarang dan menahannya hingga 2026.
-
Industri perhiasan perlu mengantisipasi lonjakan biaya bahan baku yang bisa memengaruhi harga jual.
-
Konsumen individu sebaiknya membeli saat harga sedang koreksi untuk menghindari risiko membeli di puncak harga.
Strategi Mengambil Peluang dari Tren Emas
Untuk memaksimalkan potensi keuntungan, beberapa langkah yang dapat diterapkan antara lain:
-
Membeli saat terjadi koreksi kecil di tengah tren naik.
-
Menyusun portofolio beragam agar tidak hanya mengandalkan emas sebagai aset utama.
-
Mengikuti perkembangan data ekonomi, kebijakan moneter, dan situasi geopolitik secara rutin.
Emas Menuju US$ 4.000: Potensial, Tapi Tetap Berisiko
Melihat tren saat ini, target harga US$ 4.000 per troy ounce pada 2026 bukan hal mustahil. Inflasi tinggi, ketegangan geopolitik, dan kebijakan moneter longgar mendukung proyeksi ini. Namun, investor harus sadar bahwa pasar emas tetap bisa mengalami koreksi tajam jika dolar menguat, suku bunga tinggi dipertahankan.
Dengan memantau pergerakan pasar dan menerapkan strategi yang disiplin, investor bisa meraih peluang dari reli emas sekaligus meminimalkan potensi kerugian.