Harga Emas Perhiasan Indonesia Tertekan Tren Global, Konsumen Lebih Selektif
infoemas.id – Rabu, 20 Agustus 2025, harga emas dunia kembali melemah karena penguatan dolar AS yang begitu agresif. Kondisi ini mendorong harga emas spot jatuh 0,4% ke posisi USD 3.317,71 per ounce. Angka tersebut menandai titik terendah sejak awal Agustus dan langsung menambah kekhawatiran pasar. Selain itu, kontrak emas berjangka untuk pengiriman Desember juga terkoreksi 0,6% hingga berada di USD 3.358,70 per ounce. Penurunan ganda ini mempersempit ruang gerak emas di tingkat global dan semakin menekan harga domestik.
Akibatnya, pasar emas perhiasan di Indonesia ikut bergerak hati-hati. Banyak investor maupun konsumen kini menunda pembelian sambil menanti arah kebijakan The Federal Reserve di Jackson Hole. Walaupun emas tetap dianggap aset pelindung nilai, tren penguatan dolar membuat emas kehilangan sebagian daya tariknya. Dengan demikian, konsumen dan investor harus lebih selektif dalam menentukan strategi transaksi.
Perbandingan Harga di Raja Emas dan Laku Emas
Fluktuasi global segera tercermin pada daftar harga emas perhiasan di dalam negeri. Misalnya, Raja Emas mencatat harga K24* di level Rp 1.675.000, sementara K24 berada di Rp 1.565.000. Harga terus menurun sesuai kadar karat hingga K5 yang hanya Rp 305.000 per gram. Selisih antar kadar sangat lebar sehingga konsumen dapat memilih sesuai anggaran maupun tujuan investasi.
Sebaliknya, Laku Emas menampilkan struktur harga yang relatif lebih kompetitif. Untuk kadar 24K (99%), harga ditawarkan Rp 1.578.000, lebih rendah daripada Raja Emas. Kadar lain seperti 23K dijual Rp 1.401.000, 22K Rp 1.343.000, hingga 9K yang berada di Rp 541.000. Selisih harga pada kadar tinggi terlihat jelas, dan hal ini memberikan ruang bagi konsumen yang ingin membeli emas murni dengan harga lebih terjangkau.
Jika ditelusuri lebih jauh, perbedaan harga antara kedua platform bisa mencapai puluhan ribu rupiah per gram. Oleh karena itu, perbandingan detail semacam ini menjadi sangat penting sebelum konsumen memutuskan membeli.
Dampak Langsung bagi Konsumen dan Investor
Dengan pelemahan emas global, konsumen domestik justru bisa menemukan peluang strategis. Misalnya, pembeli dengan anggaran terbatas dapat memilih kadar menengah seperti K18 hingga K20 yang tetap bernilai investasi namun lebih ekonomis. Di sisi lain, investor jangka panjang sering memanfaatkan koreksi harga untuk menambah portofolio, terutama pada kadar tinggi.
Lebih jauh lagi, keberadaan platform seperti Laku Emas membuat harga premium lebih mudah diakses. Perbedaan harga antara Raja Emas dan Laku Emas menciptakan opsi tambahan bagi konsumen yang ingin memaksimalkan anggaran. Namun, konsumen tidak boleh lupa bahwa biaya pembuatan perhiasan serta pajak (PPN) juga memengaruhi harga akhir. Dengan demikian, kalkulasi biaya total harus tetap realistis agar margin keuntungan tidak tergerus.
Keputusan The Fed di Jackson Hole akan menjadi kunci pergerakan emas berikutnya. Jika Jerome Powell menunjukkan sikap hawkish dengan kemungkinan kenaikan suku bunga, harga emas berpotensi melemah lebih dalam. Namun, jika pidatonya bernada dovish, pasar emas mungkin kembali mendapat dorongan positif. Bagi konsumen maupun investor di Indonesia, hasil pertemuan tersebut akan menjadi sinyal utama untuk menentukan kapan waktu terbaik melakukan pembelian.
Pada akhirnya, emas tetap memegang peran penting sebagai instrumen investasi dan pelindung nilai. Walaupun tren global memberi tekanan, konsumen dan investor yang jeli justru bisa memanfaatkan situasi ini untuk memperoleh harga lebih kompetitif. Dengan strategi cermat dan perbandingan platform yang tepat, peluang keuntungan masih terbuka lebar di tengah dinamika pasar emas dunia.