infoemas.id – Jakarta, 16 September 2025 — Harga emas di pasar spot kembali menanjak tajam hingga menorehkan rekor baru. Kenaikan ini didorong oleh pelemahan dolar AS dan turunnya imbal hasil obligasi pemerintah Amerika Serikat, sehingga perhatian pelaku pasar kini tertuju pada keputusan suku bunga terbaru dari Federal Reserve (The Fed).
Harga Emas Mencapai Level Tertinggi Sepanjang Sejarah
Pada perdagangan Selasa, emas spot sempat menembus titik tertinggi sepanjang sejarah di sekitar US$ 3.685 per troy ounce, sebelum sedikit terkoreksi ke kisaran US$ 3.678 per troy ounce. Meski mengalami penyesuaian, tren penguatannya tetap terjaga. Kontrak berjangka emas pengiriman Desember juga menguat sekitar 0,8%, mencerminkan optimisme pasar yang masih tinggi.
Melemahnya Dolar Memicu Lonjakan Permintaan Emas
Indeks dolar AS melemah hampir 0,3% ke posisi terendah dalam sepekan, menjadi katalis utama penguatan harga emas. Pelemahan dolar membuat emas lebih murah bagi pembeli dari negara lain, sehingga permintaan langsung melonjak dan mendorong harga semakin naik.
Imbal Hasil Obligasi Turun, Emas Kian Dilirik
Selain dolar yang melemah, turunnya imbal hasil obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun juga memperbesar minat terhadap emas. Penurunan imbal hasil menurunkan biaya peluang menyimpan emas, sehingga investor lebih tertarik memindahkan aset mereka ke logam mulia sebagai pelindung nilai.
Ekspektasi Pemangkasan Suku Bunga Dorong Sentimen Positif
Pasar kini memperkirakan The Fed akan memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin pada pertemuan mendatang, bahkan ada kemungkinan 50 basis poin bila perlambatan ekonomi semakin nyata. Prospek penurunan suku bunga meningkatkan daya tarik emas karena menurunkan imbal hasil aset berbunga dan memperbesar permintaan logam mulia.
Dukungan dari Sentimen Global
Dari sisi global, kabar bahwa China akan melonggarkan aturan perdagangan emas mendorong lonjakan pembelian fisik. Permintaan yang tinggi dari Asia dan pembelian emas besar-besaran oleh sejumlah bank sentral turut memperkuat reli. Ini menunjukkan penguatan harga emas tidak hanya digerakkan oleh spekulasi, tetapi juga kebutuhan nyata.
Potensi Koreksi Masih Perlu Diwaspadai
Meski momentum penguatan kuat, risiko koreksi tetap membayangi. Jika dolar AS kembali menguat atau The Fed memutuskan mempertahankan suku bunga tinggi, ekspektasi pasar bisa terpukul dan memicu aksi ambil untung, yang berpotensi menekan harga emas turun.
Strategi Cermat Hadapi Momentum Reli
Reli harga emas ke rekor baru menegaskan kekuatan tren positif saat ini, namun investor tetap perlu berhati-hati. Pergerakan harga emas masih sangat bergantung pada arah kebijakan The Fed dan dinamika global lainnya. Dengan pengawasan pasar yang cermat dan strategi investasi yang disiplin, investor bisa memanfaatkan peluang dari reli ini sekaligus mengantisipasi potensi koreksi mendadak.