infoemas.id – Emas putih tercampur logam seperti paladium, nikel, atau perak agar warnanya menjadi putih keperakan. Umumnya emas putih memakai pelapisan rhodium untuk kilau ekstra dan perlindungan terhadap goresan. Sebaliknya, emas kuning dibuat dari campuran emas murni dengan logam seperti tembaga dan seng, menghasilkan warna klasik. Walau kadar karatnya bisa sama, proses produksi emas putih lebih kompleks dan biaya lebih tinggi.
Perbedaan Harga Berdasar Elemen Tambahan
Biaya tambahan seperti pelapisan rhodium dan logam mahal meningkatkan harga emas putih. Jika emas putih dan kuning memiliki karat, berat, dan merek sama, emas putih bisa dijual sedikit lebih mahal. Namun harga tidak selalu mutlak lebih tinggi jika elemen tambahan tidak ada atau kadar rendah. Banyak pemilik perhiasan kuning mendapatkan harga lebih stabil karena perawatan lebih mudah dan risiko keausan warna lebih kecil.
Daya Tahan, Perawatan, dan Persepsi Pasar
Emas putih cenderung membutuhkan perawatan lebih sering karena lapisan rhodium bisa aus atau kusam setelah pemakaian. Perhiasan emas putih yang intens digunakan harus re-plating agar tetap cerah. Emas kuning tidak memakai lapisan tambahan sehingga lebih awet tampilannya. Namun jika kunyah atau gesekan tinggi terjadi, emas kuning juga bisa mudah tergores bila karatnya tinggi. Di sisi lain, emas putih dinilai lebih elegan dan modern, jadi permintaannya kuat di segmen perhiasan modis.
Mana yang Lebih Bernilai untuk Investasi
Untuk investasi jangka panjang, harga emas putih dan kuning yang sama karatnya menawarkan nilai yang hampir sama dari sisi kandungan emasnya. Namun emas kuning lebih disukai investor karena tidak memerlukan biaya tambahan untuk pelapisan dan proses panggul warna. Emas kuning juga sering lebih likuid karena tradisi pasar dan kepercayaan masyarakat lebih mengakar terhadap emas kuning klasik. Emas putih cocok bila tujuan utamanya estetika dan penggunaan perhiasan, bukan hanya nilai investasi.
