Jutaan Ton Harta Karun di Perut Bumi: Seberapa Kaya Indonesia dari Emas dan Nikel?

Jutaan Ton Harta Karun di Perut Bumi: Seberapa Kaya Indonesia dari Emas dan Nikel?

infoemas.id – Indonesia memegang posisi global teratas dalam cadangan nikel, dengan jumlah mencapai 55 juta metrik ton—yang mencakup lebih dari setengah cadangan dunia. Namun, secara keseluruhan, cadangan emas juga tergolong besar. Misalnya, Tambang Grasberg di Papua memuat lebih dari 808 ton emas dalam cadangan terbuktinya.

Lebih lanjut, menurut data dari USGS tahun 2020–2021, Indonesia juga tercatat sebagai produsen utama mineral penting. Ia menduduki peringkat pertama dunia untuk produksi nikel (31 %) dan timah (20 %). Selain itu, peringkat ketiga dalam produksi batu bara (9 %), peringkat keenam untuk produk bauksit dan tembaga, serta peringkat kedua untuk cadangan baku tin.

Indonesia: “OPEC Nikel” dan Kekayaan Ekonomi

Selain cadangan besar, Indonesia juga menunjukkan kekuatan dalam mengolah nikel. Sejak larangan ekspor bijih mentah diterapkan pada 2020, investasi besar mengalir masuk. Kini, Indonesia memproduksi 61 % nikel olahan global, dan angka ini diproyeksi meningkat hingga 74 % pada 2028.

Namun demikian, ketergantungan tinggi terhadap satu komoditas menimbulkan risiko. Seperti disebutkan dalam laporan terbaru, kesuburan industri nikel Indonesia kini merosot ketika harga nikel global menyentuh rekor terendah lima tahun. Ini menimbulkan tekanan pada pendapatan ekspor, dan beberapa produsen berat telah memangkas produksi serta memberhentikan tenaga kerja.

Tantangan Lingkungan dan Keberlanjutan Industri

Sementara Indonesia diakui sebagai pemilik cadangan terbesar, eksploitasi yang cepat juga memunculkan dampak lingkungan. Di Kabaena, misalnya, pertambangan nikel mengakibatkan pencemaran air, hilangnya ikan dan rumput laut, hingga masalah kesehatan masyarakat sekitar seperti iritasi kulit dan gangguan pernapasan.

Sebaliknya, dampak positif juga hadir dalam bentuk pengembangan hilirisasi dan peluang ekonomi. Contohnya, Freeport Indonesia memperluas operasionalnya di Grasberg, mendukung pengelolaan cadangan emas dan tembaga secara dalam.

Ringkasan Utama

Komoditas Cadangan Utama / Posisi Global
Nikel 55 juta ton cadangan—terbesar di dunia
Emas 808 ton di Grasberg, cadangan emas dunia masuk peringkat utama
Mineral Lain Timah, batu bara, tembaga, bauksit—produksi global signifikan
Manufaktur 61% nikel olahan global kini, target 74% pada 2028
Tantangan Harga nikel melemah, tekanan pasar global
Lingkungan Dampak negatif pertambangan terhadap ekosistem lokal

Secara keseluruhan, Indonesia benar-benar kaya—dari cadangan nikel hingga emas. Namun demikian, tantangan global dan lokal tetap harus ditangani agar kekayaan tersebut tidak menjadi bencana lingkungan atau ekonomi di masa depan.

 

nita mantan steamer