Emas Dunia Dekati USD 3.900, Analis Proyeksikan Lonjakan Baru

infoemas.id – Harga emas dunia terus menanjak dan kini mendekati level psikologis USD 3.900 per ons. Kenaikan ini terjadi di tengah shutdown pemerintah AS, yang membuat investor cemas dan beralih ke aset aman.
Menurut data Kitco, harga emas spot terakhir berada di USD 3.885,05 per ons, naik sekitar 0,74 % dalam sehari dan 3,68 % selama sepekan. Dalam tujuh pekan berturut-turut emas mencatat tren positif.

Aliran Modal & Sentimen Pasar yang Mendongkrak Emas

Investor global menarik uang dari dolar AS dan mengalirkannya ke emas sebagai pelindung nilai. Shutdown AS menciptakan kekosongan data ekonomi, sehingga kepercayaan terhadap dolar melemah.
Gejolak geopolitik di Eropa dan Timur Tengah menambah daya tarik emas. Banyak analis menyebut bahwa investor institusional mulai mengoleksi emas karena ketidakpastian meningkat.

Survei mingguan Kitco News menunjukkan mayoritas analis optimistis: dari 12 analis Wall Street, 92 % memperkirakan emas terus menguat pekan depan. Investor ritel juga sejalan: 74 % percaya tren bullish berlanjut.
Marc Chandler, Managing Director Bannockburn Global Forex, menyebut USD 3.800 sebagai dukungan kuat dan menilai USD 4.000 bukan target mustahil. Darin Newsom dari Barchart menegaskan kondisi ekonomi global membuat banyak lembaga menambah cadangan emas.

Target USD 4.000 dan Proyeksi Jangka Panjang

Beberapa analis bahkan memberi proyeksi lebih agresif. Daniel Pavilonis dari RJO Futures menyebut bahwa emas bisa menembus USD 8.000–10.000 per ons pada 2030, jika kondisi ekonomi global tak membaik.
Investor kini fokus ke rilis kebijakan Federal Reserve dan data konsumen AS. Notulen The Fed serta survei Sentimen Konsumen University of Michigan bisa memicu reaksi pasar besar.
Colin Cieszynski dari SIA Wealth Management menyebut bahwa para investor kini mulai mempertanyakan status “aman” dolar AS. Dalam kondisi seperti ini, emas menjadi alternatif pilihan.

Meskipun prospek terlihat kuat, pasar juga memperingatkan potensi koreksi. Beberapa indikator teknis, seperti RSI, sudah menunjukkan kondisi jenuh beli di pasar emas. Jika dolar AS atau suku bunga kembali menguat, emas bisa tertekan sementara.
Beberapa analis memandang bahwa resistensi di sekitar USD 3.900–4.000 akan menjadi ujian penting. Jika harga menembus zona itu dengan volume kuat, maka emas bisa melaju ke target berikutnya. Jika tidak, koreksi atau konsolidasi kemungkinan terjadi.