Bank Sentral Global Borong 166 Ton Emas di Kuartal II 2025 — Kenapa?

Bank Sentral Global Borong 166 Ton Emas di Kuartal II 2025 — Kenapa?

infoemas.id – Pada kuartal II 2025, bank sentral di seluruh dunia mencatat pembelian emas sebesar 166 ton—naik 41% dibanding rata-rata normal triwulanan. Data dari World Gold Council menunjukkan agresivitas akumulasi emas ini sebagai indikasi strategi cadangan baru.

Total cadangan emas bank sentral global kini sudah melewati 36.000 ton, memperkuat posisi logam mulia sebagai instrumen superior. Di beberapa negara seperti Polandia, China, India, Turki, dan Rusia, akumulasi emas melesat tajam. Polandia bahkan menduduki posisi teratas sebagai pembeli terbesar bulan itu.

Latar di Balik Aksi Serius Bank Sentral

Investasi emas ini mencerminkan upaya de-dolarisasi yang semakin masif. Banyak negara emerging dan BRICS mengurangi ketergantungan terhadap cadangan dalam dolar dan memperluas diversifikasi aset mereka.

Selain itu, emas juga dipandang sebagai “asuransi ekonomi”. Tokoh seperti Jeff Quartermaine (Perseus Mining) menekankan bahwa emas memberi proteksi terhadap sistem finansial global yang rentan krisis.

Keberlanjutan tren ini juga didukung oleh survei, di mana 95% responden bank sentral optimis akan menambah cadangan emas dalam 12 bulan ke depan.

Implikasi Harga & Pasar Emas

Dominasi pembeli institusional memberikan fondasi kuat bagi harga emas global. UBS menyebut bahwa pergerakan permintaan besar dari bank sentral dan ETF mendorong pandangan bullish harga emas ke USD 3.600–3.700 per ounce hingga pertengahan 2026.

Goldman Sachs juga memproyeksikan harga emas bisa menyentuh USD 4.000 per ounce sekaligus mencerminkan keyakinan pasar terhadap safe-haven ini di tengah inflasi dan ketidakpastian ekonomi.

Apa Arti Semua Ini bagi Investor & Negara

Bagi investor, tren pembelian besar ini bisa menjadi indikator kuat bahwa emas tetap jadi hedging penting. Kondisi ini juga menekan pasokan emas retail dan memperketat pasar, membuka peluang kenaikan harga lebih lanjut.

Sementara itu, bagi negara, cadangan emas yang besar membantu memperkuat stabilitas moneter. Emas memungkinkan mereka menghindari risiko finansial, termasuk pembekuan aset atau tekanan sanksi.

nita mantan steamer