infoemas.id – Bank Indonesia (BI) akan meluncurkan kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM) baru mulai 1 Desember 2025. Kebijakan ini bertujuan untuk mendorong perbankan dalam menyalurkan kredit lebih cepat dan tepat sasaran. Gubernur BI, Perry Warjiyo, menyatakan bahwa kebijakan ini akan mempercepat transmisi penurunan suku bunga dan mendorong permintaan kredit. “Makanya ikan sepat ikan gabus, semakin cepat semakin bagus,” ujar Perry dalam konferensi pers hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI.
Tujuan dan Struktur Insentif KLM
KLM dirancang untuk mendorong bank dalam menyalurkan kredit ke sektor-sektor prioritas, seperti pertanian, industri, hilirisasi, jasa, konstruksi, real estate, perumahan, UMKM, koperasi, inklusi, dan pembangunan berkelanjutan. Insentif diberikan dalam dua bentuk: pertama, insentif sebesar maksimal 5% dari Dana Pihak Ketiga (DPK) untuk bank yang menyalurkan kredit ke sektor-sektor prioritas; kedua, tambahan insentif hingga 0,5% dari DPK bagi bank yang cepat menurunkan suku bunga kreditnya sesuai dengan penurunan BI Rate. Dengan demikian, total insentif yang dapat diterima bank mencapai maksimal 5,5% dari DPK.
Penurunan Suku Bunga Kredit Masih Lambat
Meskipun BI telah menurunkan suku bunga acuan (BI Rate) sebesar 150 basis poin sejak September 2024, penurunan suku bunga kredit perbankan masih terbatas. Deputi Gubernur BI, Aida S. Budiman, mengungkapkan bahwa suku bunga kredit baru turun 15 basis poin dari 9,20% pada awal 2025 menjadi 9,05% pada September 2025. Hal ini menunjukkan bahwa transmisi kebijakan moneter melalui suku bunga kredit masih belum optimal.
Harapan terhadap Implementasi KLM
Dengan diberlakukannya KLM baru, BI berharap perbankan dapat segera menyesuaikan suku bunga kreditnya dan menyalurkan kredit ke sektor-sektor prioritas. Aida S. Budiman menargetkan pertumbuhan kredit sebesar 8–11% pada tahun ini. Selain itu, BI berharap kredit yang belum tersalurkan senilai Rp 2.374,8 triliun segera dialirkan.
Dengan adanya insentif ini, BI berharap dapat mempercepat pemulihan ekonomi nasional melalui peningkatan penyaluran kredit yang tepat sasaran.
