infoemas.id – Delegasi dari Indonesia Chamber of Commerce in Hong Kong (INACHAMHK) melakukan kunjungan ke perusahaan teknologi kripto Indonesia, PT Pintu Kemana Saja (Pintu), untuk membahas peluang kerja sama bidang aset digital dan industri blokchain. Pertemuan ini dimaknai sebagai titik awal bagi kedua pihak untuk berbagi wawasan serta membuka jaringan kolaboratif yang lebih luas. SVP Strategy & Business Pintu, Andy Putra, menyatakan kunjungan dari Hong Kong menjadi kesempatan penting untuk menjalin sinergi lebih jauh di sektor fintech dan kripto di Indonesia.
Potensi Kekuatan Bersama antara RI dan Hong Kong
Indonesia memiliki populasi besar dan tingkat pemanfaatan teknologi tinggi, sedangkan Hong Kong dikenal dengan infrastruktur keuangan global yang matang serta adopsi aset digital yang cepat. Laporan menunjukkan bahwa Hong Kong mencatat pertumbuhan volume transaksi kripto hingga 86 persen pada 2024—tertinggi di Asia Tenggara. Pemerintah dan pelaku industri di kedua wilayah menyadari bahwa kombinasi keunggulan ini memungkinkan terbentuknya ekosistem yang saling menguntungkan. Andy Putra menegaskan bahwa “ini menjadi momentum yang baik untuk bertukar ide, pengalaman, dan wawasan tentang industri kripto bagi kedua negara.” Sementara itu, VP INACHAMHK, Brian Chan, menyampaikan bahwa kunjungan ke Indonesia berfokus pada pemahaman regulasi, adopsi pasar, dan tren inovasi di ranah kripto dan blockchain.
Fokus Utama Diskusi dan Rencana Kolaborasi
Kedua pihak menyoroti sejumlah titik potensi kerja sama, antara lain: integrasi teknologi blockchain untuk transaksi lintas negara, pengembangan platform aset digital yang sesuai regulasi, serta edukasi pengguna untuk meningkatkan literasi kripto. INACHAMHK dibentuk pada 2017 sebagai jembatan bisnis Indonesia–Hong Kong dan memainkan peran penting dalam memfasilitasi investasi dan kolaborasi lintas batas. Data 2023 mencatat bahwa Indonesia menempati posisi ke-23 sebagai mitra dagang terbesar Hong Kong secara global dan ke-6 di antara negara ASEAN, dengan nilai perdagangan melebihi US$3,5 miliar. Hubungan dagang yang sudah kuat ini memberi basis yang kokoh untuk memperluas kerja sama menuju industri digital.
Tantangan dan Peluang ke Depan
Meskipun potensi besar terbuka, sejumlah tantangan tetap harus dikelola. Regulasi yang belum sepenuhnya seragam antar negara, risiko keamanan aset digital, serta kebutuhan adaptasi teknologi menjadi hambatan yang perlu diatasi bersama. Namun, kesempatan untuk memanfaatkan keunggulan komparatif kedua wilayah sangat nyata. Kolaborasi ini bisa memperkuat posisi Indonesia dan Hong Kong dalam peta industri kripto global. Dengan pertukaran pengetahuan dan penguatan ekosistem, kedua negara dapat bersama-sama memanfaatkan momentum transformasi digital yang tengah berlangsung.
Dengan langkah yang sudah dijajaki ini, sinergi antara Indonesia dan Hong Kong dalam ranah aset kripto dan blockchain mulai terbentuk. Kedua pihak tampak bergerak menuju fase implementasi konkret, guna memaksimalkan peluang bersama di sektor keuangan digital yang terus berkembang.
