IFG Life Bayar Klaim Rp 22,5 Triliun: Komitmen dan Tantangan BUMN Asuransi Jiwa

infoemas.id – PT Asuransi Jiwa IFG (IFG Life) telah membayarkan klaim lebih dari Rp 22,5 triliun kepada lebih dari 450.000 peserta sejak didirikan pada Oktober 2020 hingga September 2025. Corporate Secretary IFG Life, Gatot Haryadi, menyatakan bahwa pembayaran klaim ini mencerminkan komitmen perusahaan dalam menjaga kepercayaan publik dan memastikan hak-hak pemegang polis terpenuhi sesuai ketentuan.

Kinerja Keuangan Hingga September 2025

Hingga September 2025, IFG Life mencatatkan pendapatan sebesar Rp 5,30 triliun, didorong oleh perolehan premi sebesar Rp 5,16 triliun dan premi reasuransi sebesar Rp 1,18 triliun. Namun, perusahaan mencatatkan rugi setelah pajak sebesar Rp 119,28 miliar, berbanding terbalik dengan laba sebesar Rp 153,44 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya. Beban klaim dan manfaat meningkat menjadi Rp 4,35 triliun dari sebelumnya Rp 3,88 triliun, sementara beban usaha juga naik menjadi Rp 898,81 miliar dari Rp 680,59 miliar.

Utang dan Solvabilitas Perusahaan

Utang IFG Life mengalami peningkatan signifikan, tercatat sebesar Rp 1,93 triliun hingga September 2025, dibandingkan dengan Rp 685,77 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya. Meskipun demikian, perusahaan memiliki ekuitas sebesar Rp 5,96 triliun, jauh di atas ketentuan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebesar Rp 500 miliar pada tahun 2026 dan Rp 1 triliun pada tahun 2028. Rasio Kecukupan Modal (RBC) IFG Life tercatat sebesar 214,97%, melebihi batas minimum OJK sebesar 120%.

Tantangan dan Prospek Ke Depan

Meskipun IFG Life menunjukkan komitmen dalam memenuhi kewajiban klaim, perusahaan menghadapi tantangan dalam meningkatkan kinerja keuangan dan mengelola utang. Ke depan, IFG Life perlu fokus pada strategi untuk meningkatkan profitabilitas dan efisiensi operasional guna memastikan keberlanjutan dan pertumbuhan yang sehat. Dengan pengelolaan yang tepat, IFG Life memiliki potensi untuk memperkuat posisinya sebagai pemain utama dalam industri asuransi jiwa di Indonesia.