Krakatau Steel Dapat Keringanan Utang 80 Persen dari Empat Bank Swasta

infoemas.id – Krakatau Steel memperoleh persetujuan resmi dari empat bank swasta untuk keringanan pokok utang sebesar 80 persen. Nilai nominal keringanan mencapai Rp248,24 miliar dan US$159,06 juta. Perusahaan hanya membayar Rp49,64 miliar dan US$31,81 juta sebagai pelunasan terhadap kewajiban tersebut. Selain itu, manajemen juga memperoleh penghapusan bunga dan denda yang terkait dengan utang tersebut. Dengan langkah tersebut, utang restrukturisasi perusahaan turun menjadi sekitar US$174,29 juta dari total US$1,39 miliar sebelumnya.

Sektor Industri Baja dan Dampak Finansial

Restrukturisasi ini berlangsung di tengah tekanan besar yang melanda industri baja nasional. Krakatau Steel menghadapi beban keuangan berat akibat utang produksi dan biaya operasional yang meningkat. Melalui keringanan ini, perusahaan dapat memangkas beban bunga serta memperbaiki arus kas. Manajemen menyebut langkah ini sebagai bagian dari transformasi besar untuk memperkuat prospek bisnis baja nasional. Dengan demikian, perusahaan berupaya memperkuat posisi keuangannya dan menumbuhkan kembali kepercayaan stakeholder terhadap keberlanjutan operasionalnya.

Strategi dan Tantangan ke Depan

Manajemen Krakatau Steel menegaskan tekad untuk melanjutkan efisiensi biaya dan mengoptimalkan struktur modal agar beban utang lebih terkendali. Restrukturisasi menjadi langkah awal menuju kondisi keuangan yang lebih sehat. Tantangan berikutnya mencakup pemulihan produktivitas, peningkatan kualitas produk, dan keberlanjutan bisnis di pasar global. Pihak manajemen menilai dukungan perbankan melalui kesepakatan ini menjadi modal penting untuk proyek investasi masa depan. Walau begitu, perusahaan tetap harus menjaga disiplin operasional dan transparansi penuh agar tidak muncul masalah baru dalam pengelolaan keuangan.

Informasi keringanan utang ini memicu respons positif di pasar modal terhadap saham Krakatau Steel. Investor menilai langkah restrukturisasi menunjukkan komitmen manajemen dalam memperbaiki fondasi finansial perusahaan. Selain itu, keputusan ini menjadi sinyal positif bagi industri bahwa sinergi dengan lembaga keuangan dapat membantu keluar dari krisis. Namun, pasar tetap menuntut peningkatan kinerja nyata sebagai tindak lanjut atas restrukturisasi tersebut. Regulator dan pemangku kepentingan industri baja juga menilai langkah ini strategis, tetapi tetap menekankan pentingnya pengawasan berkelanjutan agar restrukturisasi benar-benar efektif bagi pertumbuhan sektor baja nasional.