Riset Goldman Sachs: Harga Emas Diprediksi Naik 6% Menuju Mid-2026

infoemas.id – Goldman Sachs memperkirakan harga emas global akan meningkat sekitar enam persen pada pertengahan 2026. Kenaikan tersebut didorong oleh meningkatnya permintaan dari bank sentral dunia dan lembaga keuangan besar. Lembaga riset asal Amerika Serikat itu memproyeksikan harga emas berpotensi menembus level 4.000 dolar AS per ons troi dari posisi sebelumnya di kisaran 3.772 dolar AS.

Analis komoditas Goldman Sachs, Lina Thomas, menjelaskan bahwa investor emas terbagi menjadi dua kelompok besar. Pertama, pembeli yang menjadikan emas sebagai lindung nilai terhadap ketidakpastian ekonomi. Kedua, investor yang membeli emas untuk meraih keuntungan jangka panjang melalui instrumen investasi seperti Exchange Traded Fund (ETF).

Faktor Pendorong Kenaikan

Goldman Sachs menilai bahwa permintaan struktural dari bank sentral menjadi motor utama penguatan harga emas. Negara-negara berkembang kini terus melakukan diversifikasi cadangan devisa mereka dengan memperbanyak porsi emas dibandingkan dolar AS.

Selain itu, potensi penurunan suku bunga oleh Federal Reserve (The Fed) turut memperkuat minat investor terhadap logam mulia. Kondisi moneter yang lebih longgar biasanya menekan imbal hasil obligasi, sehingga emas kembali menjadi instrumen pilihan utama untuk menjaga nilai aset.

Dalam analisisnya, Goldman Sachs memperkirakan setiap tambahan pembelian emas sebesar 100 ton oleh lembaga resmi mampu mendorong kenaikan harga sekitar 1,7 persen. Oleh karena itu, tren pembelian bank sentral diprediksi menjadi penggerak utama reli harga emas dalam beberapa kuartal mendatang.

Permintaan dan Risiko Pasar

Sejak awal 2025, Goldman Sachs mencatat rata-rata pembelian emas oleh bank sentral dunia mencapai 64 ton per bulan. Meskipun sedikit di bawah ekspektasi ideal sebesar 80 ton per bulan, tren ini tetap menunjukkan kepercayaan tinggi terhadap stabilitas nilai emas.

World Gold Council juga melaporkan bahwa sekitar 95 persen bank sentral memperkirakan kepemilikan emas mereka akan meningkat dalam 12 bulan ke depan. Tren tersebut memperkuat sentimen positif terhadap emas, terutama di tengah gejolak geopolitik dan fluktuasi pasar keuangan global.

Namun, Goldman Sachs tetap memberi peringatan terhadap potensi koreksi jangka pendek. Posisi spekulan yang terlalu agresif dapat memicu tekanan jual apabila terjadi perubahan sentimen global atau intervensi kebijakan moneter yang tidak terduga. Meski begitu, prospek jangka menengah hingga panjang emas masih dianggap sangat kuat.

Outlook Emas Menjelang 2026

Dengan berbagai faktor fundamental yang mendukung, Goldman Sachs menegaskan bahwa harga emas berpeluang besar melanjutkan tren naik hingga pertengahan 2026. Analis menilai permintaan bank sentral, kebijakan moneter longgar, dan minat investor institusional memperkuat momentum positif bagi emas.

Dalam konteks global yang penuh ketidakpastian, emas kembali menegaskan posisinya sebagai aset lindung nilai paling andal. Kenaikan harga emas sejak 2024 menegaskan posisinya sebagai aset utama untuk menjaga stabilitas portofolio investasi.