infoemas.id – Harga emas perhiasan mengalami lonjakan signifikan pada Sabtu (4/10/2025). Pergerakan ini dipengaruhi fluktuasi nilai tukar rupiah dan permintaan global dari industri perhiasan. Selain itu, kebijakan bank sentral yang mengelola cadangan emas turut berkontribusi pada kenaikan harga. Beberapa retailer besar seperti Laku Emas, Raja Emas Indonesia, dan Hartadinata Abadi melaporkan kenaikan harga pada berbagai kadar karat. Kenaikan ini mendorong aktivitas transaksi lebih ramai di pasar domestik.
Data terbaru menunjukkan emas 24 karat dijual mendekati level tertinggi dalam beberapa bulan terakhir. Emas 22 karat juga mengikuti tren yang sama, sementara emas 18 karat mengalami peningkatan moderat. Lonjakan harga ini mendorong sejumlah investor dan kolektor emas untuk mempercepat pembelian mereka.
Penurunan Penjualan BYD Secara Global
Sementara itu, BYD mencatat penurunan penjualan global untuk pertama kali sejak 2020. Pada kuartal III-2025, total penjualan menurun 2,1 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Jumlah unit kendaraan yang terjual mencapai 1.105.591 unit. Penurunan ini lebih terasa pada bulan September 2025, dengan penurunan 5,9 persen menjadi 393.060 unit pengiriman.
Penurunan penjualan BYD memicu spekulasi analis terkait strategi ekspansi perusahaan. Beberapa pihak menilai bahwa fluktuasi permintaan kendaraan listrik global menjadi faktor utama. Namun, perusahaan tetap optimistis menghadapi kondisi pasar yang menantang ini.
Transaksi Besar CDIA
PT Chandra Daya Investasi Tbk (CDIA) mengumumkan pengambilalihan saham PT Chandra Shipping International dan PT Marina Indah Maritim senilai Rp2,68 triliun. Kedua entitas bergerak di sektor angkutan laut. CDIA sebelumnya memiliki 49 persen saham melalui skema penanaman modal asing.
Manajemen CDIA menyatakan langkah ini merupakan strategi penguatan bisnis logistik. Transaksi besar ini dinilai bisa mendorong pertumbuhan pendapatan perusahaan dalam jangka panjang. Para investor menunjukkan minat tinggi terhadap saham CDIA pasca pengumuman transaksi.
Emiten Lain Siap Bergerak
PT Tirta Mahakam Resources Tbk (TIRT) menandatangani akta jual beli 14 aset kapal tunda dan tongkang pada 1 Oktober 2025. Transaksi melibatkan beberapa pihak terkait, termasuk PT Lima Srikandi Jaya, PT Mitra Kemakmuran Line, dan PT Antar Sarana Rekasa. Sekretaris Perusahaan TIRT, Jackson Indrawan, menegaskan langkah ini telah mendapat persetujuan pemegang saham independen.
Selain itu, saham PT Futura Energi Global Tbk (FUTR) akan dibuka kembali di Bursa Efek Indonesia pada Senin (6/10/2025) setelah suspensi sejak 26 September. Saham ini akan masuk ke papan pemantauan khusus full call auction. Pengendali baru perusahaan, PT Aurora Dhana Nusantara, fokus pada pelaksanaan mandatory tender offer.
Kondisi pasar saat ini menunjukkan dinamika yang tinggi, baik di sektor komoditas emas maupun di sektor saham emiten besar. Investor disarankan tetap mengikuti perkembangan terbaru untuk mengoptimalkan keputusan investasi.
