Waktu Ideal Jual Emas Diprediksi Bulan Agustus–September, Investor Disarankan Bijak

Lonjakan harga emas pada awal Agustus 2025 membuat banyak investor mempertimbangkan langkah realisasi keuntungan. Para analis pasar menyebut bahwa periode Agustus hingga September berpotensi menjadi momen paling ideal untuk menjual emas, terutama jika tren bullish global terus berlanjut. Harga emas dunia sudah menembus level resistance penting di kisaran USD 3.350 per troy ounce dan berpeluang terus naik.

Investor yang telah memegang emas dalam jangka waktu 5 hingga 10 tahun dianggap memiliki potensi cuan maksimal. Kenaikan harga global, ditambah tren permintaan tinggi dari bank sentral dunia, menjadi faktor utama yang mendorong momentum jual.

Analis Sarankan Fokus pada Level Jenuh Beli

Menurut prinsip investasi jangka panjang, keputusan jual ideal terjadi saat pasar memasuki fase jenuh beli. Pada kondisi ini, harga biasanya sudah menyentuh puncak historis atau mendekati resistance kritis. Jika tekanan beli mulai menurun dan pasar menunjukkan sinyal konsolidasi, itu menandakan waktu yang tepat untuk melepas aset.

Analis juga menekankan pentingnya memantau dinamika emas dunia secara teknikal dan fundamental. Jika harga global menembus resistance lanjutan di USD 3.400 per troy ounce, peluang profit jangka pendek bisa makin besar. Namun, investor tetap diminta tidak gegabah, terutama bagi mereka yang baru saja membeli emas dalam dua hingga tiga bulan terakhir.

Spread Buyback Jadi Variabel Penentu

Selain faktor harga jual, investor juga perlu memperhatikan selisih harga beli kembali (buyback) yang ditawarkan produsen emas, seperti PT Antam. Selama awal Agustus, spread buyback cenderung stabil di kisaran Rp150.000–Rp160.000 per gram. Stabilitas ini membuat potensi keuntungan lebih terukur bagi penjual emas ritel.

Investor yang memiliki emas fisik harus membandingkan harga pasar dengan nilai buyback aktual sebelum melakukan penjualan. Perbedaan nilai yang signifikan dapat mengurangi keuntungan bersih. Oleh karena itu, memilih momen saat spread buyback menyempit bisa memberi tambahan nilai dalam strategi jual.

Pasar Domestik Ikuti Momentum Global

Harga emas dalam negeri umumnya bergerak mengikuti tren global, meskipun ada penyesuaian terhadap nilai tukar rupiah dan kebijakan pajak. Saat harga dunia naik tajam, harga domestik akan mengikutinya dengan jeda singkat. Inilah sebabnya banyak investor Indonesia menjadikan indeks global sebagai panduan utama.

Selain itu, peluncuran Bank Emas Indonesia dan berkembangnya platform emas digital turut mendorong minat transaksi di pasar ritel. Momen ini semakin memperkuat minat jual, apalagi di tengah kebutuhan dana menjelang akhir tahun atau persiapan biaya pendidikan.

Jual Cerdas di Tengah Tren Naik

Agustus hingga September 2025 diprediksi sebagai periode emas bagi investor yang ingin menjual logam mulia. Namun, keputusan jual tetap harus didasarkan pada analisis harga global, kondisi pasar dalam negeri, dan kalkulasi buyback yang akurat. Dengan langkah yang cermat, investor dapat mengoptimalkan keuntungan di tengah momentum bullish yang masih kuat.

nita mantan steamer