Sebelas Calon Perusahaan Masuk Antrean IPO lewat CDIA dan Emas CS

infoemas.id – Bursa Efek Indonesia (BEI) kini mencatat ada 11 perusahaan yang mempersiapkan diri untuk go public. Mereka akan menggunakan skema CDIA (Coordinated Direct Initial Access) dan Emas CS (Electronic Market Access – Corporate Segment). Skema ini menjadi daya tarik baru karena fokus BEI pada kualitas IPO, bukan sekadar kuantitas.

Menurut data BEI, dari 11 calon emiten itu, beberapa sudah masuk tahap praprospektus dan audit keuangan. BEI menyatakan bahwa penerapan CDIA dan Emas CS memberi peluang bagi perusahaan dengan prospek bagus untuk mendapatkan akses pasar modal lebih mudah. Meski demikian, BEI menekankan standar kelayakan tetap ketat agar investor terlindungi.

Mekanisme CDIA dan Emas CS serta Keunggulan

Skema CDIA memungkinkan perusahaan melakukan penawaran langsung ke investor institusional atau tertentu sebelum listing resmi. Hal ini mempercepat proses dan memperluas basis investor awal. Sedangkan Emas CS menjadi fasilitas elektronik yang memudahkan transaksi saham emiten baru, terutama di segmen korporasi.

Keunggulan dua skema itu antara lain:

  • Waktu yang lebih efisien dibanding IPO tradisional.

  • Kemudahan akses bagi investor institusional.

  • Transparansi yang tetap dijaga lewat regulasi BEI.

  • Menarik perusahaan dengan skala menengah agar bisa masuk pasar modal.

BEI menyebut bahwa skema ini cocok untuk perusahaan yang sudah mapan dari sisi manajemen, laporan keuangan, dan prospek bisnis. Penerapan standar tinggi menjadi kunci agar perusahaan yang melantai tidak menimbulkan risiko tinggi bagi investor.

Tantangan Menuju IPO: Kualitas vs Kuantitas

Meskipun minat perusahaan tinggi, BEI menghadapi tantangan memastikan kualitas emiten. BEI secara konsisten menyebut bahwa tak semua calon IPO akan disambut. Jika perusahaan tidak memenuhi persyaratan, mereka bisa ditolak atau diminta memperbaiki nilai keuangan dan tata kelola.

Beberapa kendala yang bisa muncul:

  • Transparansi laporan keuangan kurang memadai.

  • Manajemen belum teruji dalam skala publik.

  • Prospek bisnis yang belum cukup jelas atau risiko tinggi.

  • Pemenuhan ketentuan regulator dan audit independen.

Oleh sebab itu, calon emiten harus menunjukkan kesiapan menyeluruh—dari struktur organisasi, sistem pelaporan, hingga visi jangka panjang.

Proyeksi Dampak Bagi Pasar dan Investor

Jika 11 perusahaan itu berhasil melantai, dampaknya bisa signifikan:

  1. Kapitalisasi pasar bertambah
    Aset yang masuk ke BEI meningkat dan likuiditas pasar dapat tumbuh.

  2. Diversifikasi sektor
    Penambahan emiten memungkinkan investor memilih dari berbagai sektor baru.

  3. Peningkatan minat investor institusional
    Dengan skema yang lebih efisien, institusi bisa masuk lebih awal dan aktif.

  4. Tantangan pengawasan dan edukasi investor
    Makin banyak emiten berarti pengawasan harus makin ketat. Edukasi publik juga penting supaya investor tidak salah paham produk baru.

BEI menegaskan bahwa tujuan utama bukan sekadar menambah jumlah emiten. Yang paling penting adalah memberi ruang kepada perusahaan dengan fundamental sehat dan tata kelola baik. Dengan demikian, pasar modal Indonesia akan tumbuh lebih stabil dan berkelanjutan.