infoemas.id – Beberapa pemegang saham Tesla menyerukan penolakan atas paket kompensasi senilai US$ 1 triliun (sekitar Rp 16.400 triliun) yang diajukan untuk CEO Elon Musk. Mereka menilai paket itu berlebihan dan mengabaikan kinerja serta tata kelola perusahaan.
Argumen Penolakan: Kinerja & Pengawasan
Koalisi investor termasuk SOC Investment Group dan pejabat negara bagian Nevada, New Mexico, serta Connecticut, meminta kepada investor untuk menolak paket kompensasi dan pemilihan ulang tiga direksi: Ira Ehrenpreis, Joe Gebbia, dan Kathleen Wilson-Thompson.
Mereka menyebut bahwa dewan direksi terlalu fokus mempertahankan Musk sebagai CEO, sementara target-target strategis perusahaan terabaikan. Mereka juga mengkritik penurunan kinerja operasional dan keuangan Tesla serta lemahnya pengawasan manajemen.
Respon Tesla & Mekanisme Paket
Tesla menjawab lewat unggahan di platform X bahwa paket insentif itu disusun agar kompensasi Musk terkait langsung dengan penciptaan nilai bagi pemegang saham. Ia hanya akan menerima jika target-target prestasi tercapai. “Jika Elon Musk tidak mencapai target, dia tidak akan menerima apa pun,” tulis Tesla.
Paket tersebut akan dibayarkan dalam bentuk saham secara bertahap selama periode sepuluh tahun. Untuk mencairkan sebagian dari saham itu, Musk harus mempertahankan posisi di Tesla selama minimal 7,5 tahun, dan untuk mendapatkan keseluruhan saham dia harus bertahan hingga 10 tahun.
Tantangan & Implikasi Ke Depan
Penolakan dari investor dan pejabat negara bagian menunjukkan bahwa tuntutan akuntabilitas korporat semakin tinggi di perusahaan publik besar. Bila investor berhasil menolak paket tersebut, hal itu bisa memaksa Tesla merancang ulang strategi kompensasi eksekutif.
Tesla berisiko menghadapi konflik internal jika Musk tetap menginginkan paket itu. Selain itu, penolakan bisa memperlemah posisi Musk dalam dewan dan mempengaruhi kepercayaan pasar terhadap kepemimpinan perusahaan.
