Harga Emas Antam Melandai: Pecahan Termahal Capai Rp 217,7 Juta

infoemas.id – Harga emas batangan PT Aneka Tambang Tbk (Antam) kembali melemah pada perdagangan Jumat, 3 Oktober 2025. Berdasarkan data perdagangan pagi di Pegadaian, harga logam mulia turun sekitar 0,31% dibanding hari sebelumnya. Tren pelemahan ini terjadi di tengah penurunan harga emas dunia akibat penguatan dolar AS dan imbal hasil obligasi Amerika Serikat.

Harga Emas Antam dan UBS di Pegadaian

Harga emas Antam tercatat mulai dari Rp1.165.000 per gram untuk ukuran 0,5 gram. Sementara itu, emas UBS dijual lebih rendah dengan harga termurah Rp1.157.000 per gram untuk ukuran yang sama. Pegadaian menawarkan berbagai pilihan berat mulai dari 0,5 gram hingga 1.000 gram. Berikut tabel lengkap harga jual emas Antam dan UBS per 3 Oktober 2025:

Berat (gram) Antam (Rp) UBS (Rp)
0,5 1.165.000 1.157.000
1 2.122.000 2.104.000
2 4.180.000 4.187.000
5 10.343.000 10.265.000
10 20.630.000 20.478.000
25 51.392.000 51.045.000
50 102.702.000 101.890.000
100 204.885.000 203.665.000
250 511.913.000 509.000.000
500 1.023.626.000 1.018.000.000
1.000 2.047.000.000 2.036.000.000

Data di atas menunjukkan bahwa harga emas ukuran besar relatif stabil dibanding ukuran kecil yang cenderung fluktuatif. Investor ritel masih menjadi kontributor utama dalam transaksi harian logam mulia di Pegadaian.

Harga Emas Dunia Tertekan oleh Dolar AS

Harga emas internasional juga melemah setelah dolar AS mencatat penguatan signifikan terhadap sejumlah mata uang utama. Nilai indeks dolar (DXY) berada di kisaran 106,7 poin, naik sekitar 0,5% dari hari sebelumnya. Kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah AS turut menekan minat investor terhadap aset tanpa imbal hasil seperti emas.

Penguatan dolar ini menyebabkan harga emas spot turun ke level US$2.365 per ons troi. Sementara harga emas berjangka di bursa COMEX turun ke US$2.369 per ons. Kondisi tersebut berimbas langsung pada harga emas domestik karena nilai rupiah melemah di kisaran Rp16.600 per dolar AS.

Kinerja Penjualan dan Sentimen Pasar

Pegadaian mencatat peningkatan minat beli dari masyarakat meskipun harga emas melemah. Banyak nasabah memanfaatkan momentum koreksi harga untuk menambah kepemilikan logam mulia. Analis menilai langkah ini wajar karena emas masih menjadi instrumen lindung nilai yang kuat terhadap inflasi dan ketidakpastian ekonomi global.

Di sisi lain, penurunan harga juga didorong oleh ekspektasi kebijakan moneter The Fed yang belum akan menurunkan suku bunga dalam waktu dekat. Pasar memperkirakan kebijakan ketat ini akan bertahan hingga kuartal pertama 2026, menjaga volatilitas harga emas dalam jangka pendek.

Outlook Jangka Pendek Emas Domestik

Emas diperkirakan akan bergerak terbatas dalam jangka pendek seiring pergerakan dolar AS yang masih kuat. Namun, prospek jangka panjangnya tetap positif, terutama jika tekanan geopolitik dan inflasi global meningkat.

Kendati harga mengalami koreksi, emas batangan tetap menjadi aset investasi favorit bagi masyarakat Indonesia. Dengan tren global yang belum stabil, logam mulia masih dianggap sebagai instrumen penyimpan nilai yang aman dan likuid.