Harga Emas Jeblok, Tertekan Aksi Profit Taking Investor

 

Harga Emas Anjlok Akibat Profit Taking Saat Investor Tunggu Sinyal The Fed

Produk logam mulia EMASKU produksi PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA)./dok HRTA

Jakarta – Harga emas kembali turun tajam pada Rabu, 3 Desember 2025, setelah para investor melakukan aksi ambil untung usai logam mulia tersebut menyentuh level tertinggi enam pekan. Koreksi ini berlangsung di tengah meningkatnya perhatian pasar terhadap data ekonomi Amerika Serikat dan keputusan suku bunga Federal Reserve pekan depan.

Harga Emas Turun Setelah Sentuh Level Tinggi

Berdasarkan laporan Reuters, harga emas di pasar spot melemah 1,1 persen ke posisi US$4.186,89 per troy ounce pada pagi hari. Selain itu, emas berjangka Amerika Serikat untuk pengiriman Februari juga terkoreksi 1,3 persen hingga ditutup di level US$4.220,80 per troy ounce.

Penurunan ini terjadi relatif cepat karena pelaku pasar ingin mengamankan keuntungan sebelum rilis data ekonomi penting dari AS.

Analis Menilai Penurunan Dipicu Profit Taking

Wakil Presiden dan Senior Metals Strategist Zaner Metals, Peter Grant, memandang koreksi harga kali ini sebagai aksi profit taking semata. Ia menjelaskan bahwa fokus utama investor masih tertuju pada peluang pemangkasan suku bunga The Fed.

Grant menilai pola pergerakan emas menunjukkan potensi lanjutan kenaikan. Ia bahkan meyakini harga emas dapat menembus US$5.000 per troy ounce pada awal 2026 jika sentimen pasar tetap positif.

Data Ekonomi AS dan Ekspektasi Suku Bunga Memengaruhi Sentimen

Sejumlah laporan ekonomi menunjukkan perlambatan pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat secara bertahap. Selain itu, beberapa pejabat The Fed juga menunjukkan sikap dovish menjelang pertemuan kebijakan moneter. Kondisi ini memicu ekspektasi pasar bahwa suku bunga acuan akan turun 25 basis poin pada pekan depan.

Pelaku pasar kini menanti rilis laporan ketenagakerjaan ADP periode November dan indeks Personal Consumption Expenditures (PCE) September yang sempat tertunda. Karena PCE merupakan indikator inflasi favorit The Fed, investor memantau data ini dengan seksama.

Suku bunga yang lebih rendah biasanya meningkatkan daya tarik emas karena logam mulia tidak menghasilkan imbal hasil.

Permintaan Emas dari Bank Sentral Meningkat

World Gold Council melaporkan bahwa bank-bank sentral mencatatkan pembelian emas sebesar 53 ton pada Oktober 2025. Angka ini naik 36 persen dari bulan sebelumnya dan menjadi pembelian bulanan terbesar sepanjang tahun.

Kenaikan permintaan dari bank sentral memperlihatkan bahwa emas masih menjadi aset lindung nilai strategis, terutama ketika ketidakpastian global meningkat.

Perak Terkoreksi Setelah Catat Rekor

Berbeda dari tren beberapa hari sebelumnya, harga perak bergerak melemah 0,1 persen ke posisi US$57,90 per troy ounce. Penurunan ini terjadi setelah perak mencetak rekor tertinggi US$58,83 per troy ounce pada awal pekan.

Meski melemah, harga perak masih melonjak lebih dari 100 persen secara year to date. Commerzbank menilai reli perak tetap berlanjut karena stok di bursa Shanghai masih sangat rendah.

Logam Mulia Lain Bergerak Variatif

Pada saat yang sama, harga platinum turun 2 persen ke level US$1.624,90 per troy ounce. Sementara itu, palladium menguat 2,3 persen hingga mencapai US$1.456,86 per troy ounce. Pergerakan yang beragam ini menunjukkan bahwa pasar logam mulia masih dipengaruhi oleh dinamika permintaan dan ketatnya pasokan.

Meta Deskripsi

Harga emas 3 Desember 2025 anjlok lebih dari 1 persen akibat aksi profit taking saat investor menunggu data ekonomi AS dan keputusan suku bunga Federal Reserve.

Kata Kunci Utama

harga emas jeblok, profit taking investor emas, harga emas 3 Desember 2025, harga emas turun, pasar emas global

Slug URL

harga-emas-jeblok-profit-taking-investor-3-desember-2025